Santunan dhuafa merupakan upaya pemberian bantuan atau dukungan kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan, terutama kepada mereka yang berada dalam kondisi sosial dan ekonomi yang kurang mampu. Program ini bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti pangan, pakaian, pelayanan kesehatan, dan dukungan lainnya. Berikut adalah deskripsi yang dapat memberikan gambaran lebih lanjut tentang program santunan dhuafa:
Program santunan dhuafa adalah inisiatif kemanusiaan yang bersifat inklusif dan peduli terhadap kelompok masyarakat yang menghadapi keterbatasan ekonomi dan sosial. Dhuafa merujuk kepada orang-orang yang kurang mampu, terpinggirkan, atau berada dalam kondisi sulit yang membuat mereka membutuhkan dukungan lebih.
Dalam kerangka ini, santunan dhuafa dapat mencakup berbagai bentuk bantuan, seperti paket sembako, pakaian layak pakai, dan akses pelayanan kesehatan. Program ini dirancang untuk memberikan bantuan yang konkret dan langsung memenuhi kebutuhan sehari-hari kelompok dhuafa, membantu mereka mengatasi kesulitan hidup dan meraih hak-hak dasar mereka.
Selain aspek materi, santunan dhuafa juga dapat mencakup layanan pendidikan, pelatihan keterampilan, dan dukungan sosial. Program ini bertujuan untuk memberikan jalan keluar jangka panjang bagi kelompok dhuafa dengan memberdayakan mereka agar dapat mandiri secara ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Keberlanjutan program santunan dhuafa sangat penting dalam menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Oleh karena itu, program ini mungkin melibatkan pendekatan holistik yang melibatkan pemberdayaan komunitas, advokasi, dan pembangunan kapasitas agar kelompok dhuafa dapat menjadi bagian yang lebih aktif dan berdampak positif dalam masyarakat.
Santunan dhuafa tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada penerima, tetapi juga menciptakan iklim solidaritas dan kepedulian di masyarakat. Melalui program ini, diharapkan dapat terbentuk sebuah jaringan dukungan yang kuat antara individu, kelompok, dan lembaga, menciptakan lingkungan yang inklusif dan peduli terhadap kebutuhan mereka yang kurang beruntung.
Secara keseluruhan, santunan dhuafa adalah wujud nyata dari nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial, dan solidaritas. Program ini memberikan kontribusi yang signifikan dalam membentuk masyarakat yang lebih berkeadilan dan berempati terhadap sesama, membangun pondasi untuk perkembangan dan kemajuan bersama.
YPPNL – Secara imperatif qouliyah kita sebagai orang mukmin/muslim diserukan untuk tidak sombong. Salah satu indikator tidak sombong adalah hatinya tergerak untuk menyantuni anak yatim dan orang miskin/dzuafa (QS Al Maun, 107: 1-3). Apalagi dzuafa kronis, seperti tecermin pada diri Mbok Welas.
Keadaan miskin, fakir kronis tentu bukan keinginan Mbok Welas. Tetapi, realita keadaan yang tidak dikehendaki itu menyertai dalam hidupnya. Bahkan sekarang hanya bisa “ndeprok” di tempat tidur, tidak bisa beraktivitas apa-apa, hanya kasih sayang Alloh SWT melalui orang-orang terdekat untuk membantu dan menyantuninya.
Mbok Welas, kurang lebih berusia 78 tahun, bertempat tinggal di Keyongawi, Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali bersama dengan anak dan cucunya. Anak dan menantu yang selalu membantu Mbok Welas untuk bangun, duduk, makan, minum, sampai buang air besar/kecil. Di sela-sela rutinitas itu, ketika pengurus Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Nurul Latif (YPPNL) berkunjung ke rumah bersilaturahmi dan sekaligus menyantuninya, Mbok Welas masih bersemangat terpancar dari senyumannya. Tidak hanya itu, Mbok Welas dengan tulus dari lisannya mendoakan kepada kami yang masih muda dan kuat.
Cermin dzuafa (fakir-miskin) kronis Mbok Welas mungkin ditemukan dan terjadi di tempat lain, lalu apa yang kita lakukan? Hal ini yang perlu direnungkan agar kita tidak termasuk orang yang menyombongkan diri. Apaka kita cukup merenung? Tentu tidak. Kita perlu “gercep” (gerak cepat) memberi solusi sesuai dengan kompetensi masing-masing.
Salah satu hikmah yang bisa dijadikan refleksi diri adalah Mbok Welas selalu bersyukur menerima keadaan dengan memperbanyak membaca istighfar dan kalimat toyibah lainnya. Walaupun dalam keadaan yang terhimpit harga beras, gula, dan kebutuhan pokok lain naik, Mbok Welas tidak pernah mengeluh dan meminta. Hanya kita yang masih dikaruniai kelapangan kesehatan, rezeki cukup, dan mau berbagi kepada orang yang tidak beruntung contonya kepada Mbok Welas. (Tubiyono, 22/2/240)