YPP Nurullatif

YPPNL — Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Nurul Latif (YPPNL) di Gempol, Tawangsari, Teras, Boyolali diadakan kegiatan pesantren lansia. Kegiatan perdana pesantren lansia diisi dengan kajian tafsir Al Quran (QS, Al Luqman: 1-4) oleh Moh Qomari, S. Ag., Sabtu, 15 Juni 2024 di kantor pusat YPPNL.

Partisipasi inklusif peserta pesantren lansia didominasi ibu-ibu Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Kegiatan ini dikatakan partisipasi inklusif  karena mulai dari pemilihan minat kajian, waktu pelaksanaan, metode penyampaian, dan lain-lain sangat memperhatikan peserta  untuk pengembangan diri dalam memenuhi kebutuhan masa depan.

Sebelum pelaksanaan kegiatan pesantren lansia, YPPNL melakukan observasi beberapa dukuh (kampung) di lingkungan Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali  untuk menangkap aspirasi kebutuhan pengembangan keagamaan.  Berdasarkan hasil observasi dapat ditemukan kelebihan dan kekurangan diadakan pesantren lansia.  Oleh karena itu, YPPNL memilih alternatif  strategis yang tepat agar pesantren lansia dapat berjalan dengan lancar.

 Dari berbagai peminatan  yang dipilih dan disepakati adalah kajian Al Quran dari aspek tahsin sampai dengan aspek pemahaman secara subtantif. Jadi, peserta pesantren lansia tidak hanya belajar pembacaan yang sesuai mahroj (keluar bunyi/fonem) dan mad (panjang-pendek bunyi/fonem), tetapi juga isi kandungan ayat yang dibaca  secara tahsin.  

Pelaksanaan pesantren lansia materi disampaikan secara dua arah (dialogis) sehingga peserta tidak jenuh dan kantuk. Walaupun pesantren lansia dilaksanakan pukul 19.30 sampai dengan pukul 21.30  peserta masih antusias dalam proses pembelajaran. 

Kegiatan pesantren lansia ini bagaikan penebaran benih kebaikan semakin hari tumbuh pokok (iman) yang kokoh, tumbuh daun, dan akhirnya berbuah yang menyenangkan (QS, Al Fath: 29) bagi lingkungan. Siapa pun yang menebar benih (padi, jagung, kedelai, kacang, dan lain-lain) insya Alloh akan membanggakan kepada petani yang bersangkutan. Misal benih padi yang sudah tumbuh perlu dirawat, dipupuk, diobati agar dapat memanen  padi. Jika tanaman padi tidak dirawat dengan baik, maka seperti pesan Didi Kempot “tak tandur pari jubul thukule malah suket teki”, tidak panen padi sehingga petani rugi. (Tubiyino, 16/6/24)